Bidadari surga adalah makhluk yang sangat dirindukan oleh orang-orang yang beriman. Allah swt. menganugrahkan sifat-sifat terindah kepada para bidadari surga dan memberi mereka perhiasan-perhiasan terbaik.
Ath-Thabrani meriwayatkan sebuah hadist yang berasal dari Ummu Salamah r.a., istri Rasulullah saw.
Ia berkata, "Aku bertanya kepada Rasulullah mengenai firman Allah,
'Dan (di dalam surga itu) ada bidadari yang bermata jeli.' (al-Waaqi'ah:22)
Beliau lalu bersabda, 'Jeli (hur) berarti sangat putih matanya. Sedangkan yang disebut mata indah ('in) berarti matanya lebar (besar). Rambutnya berkilau indah seperti sayap burung nasar.'
Aku bertanya lagi tentang makna ayat,
'Laksana mutiara yang tersimpan baik.' (al_Waaqi'ah: 23)
Beliau pun bersabda, 'Maksudnya, bersihnya mereka seperti bersihnya mutiara yang berada dalam cangkangnya, yang belum pernah tersentuh tangan manusia.'
Aku bertanya lagi, 'Wahai Rasulullah, beritahu pula aku tentang makna firman Allah,
Di dalan surga-surga itu ada bidadari -bidadari yang baik-baik lagi cantik-cantik." (ar-Rahmaan: 70)
Beliau bersabda, 'Akhlaknya baik (khairat) dan wajahnya cantik'
Aku bertanya lagi, 'Terangkan pula tentang firman Allah,
'Seakan-akan mereka adalah telur (burung unta) yang tersimpan baik.' (ash-Shaaffat: 49)
Beliau bersabda, 'Kelembutan kulit mereka seperti lembutnya kulit telur bagian dalam yang kamu lihat, yang tertutup oleh cangkang telur.'
Aku bertanya lagi, 'Terangkan pula tentang firman Allah,
'Penuh cinta ('uruban) lagi sebaya umurnya (atraban).' (al-Waaqi'ah: 37)
Beliau bersabda, 'Mereka adalah para wanita yang telah wafat di dunia dalam keadaan tua renta, matanya sudah rabun dan beruban rambutnya. Setelah itu Allah swt. kembali menciptakan mereka, dan menjadikan mereka perawan lagi. 'Uruban artinya penuh cinta dan kasih sayang. Sedangkan atraban bermakna mereka lahir dalam satu waktu (usia mereka semua sama).'
Aku bertanya lagi, 'Wahai Rasulullah, mana yang lebih utama: wanita dunia atau bidadari?'
Beliau menjawab, 'Wanita-wanita dunia lebih utama dari bidadari, seperti kelebihan apa yang tampak dari apa yang tidak tampak.'
Aku bertanya lagi, 'Wahai Rasulullah, mengapa demikian?'
Beliau bersabda, 'Karena shalat mereka, puasa mereka, dan ibadah mereka karena Allah. Allah Ta'ala memberi cahaya di wajah mereka. Mereka mengenakan sutra di tubuhnya. Warna kulit mereka putih, pakaian mereka hijau, perhiasan mereka kuning, pedupan mereka mutiara, dan sisir mereka adalah emas. Mereka mengatakan: kami adalah perempuan-perempuan abadi yang takkan mati. Kami adalah perempuan-perempuan bahagia yang takkan pernah miskin. Kami adalah perempuan-perempuan penduduk tetap yang takkan pindah selamanya. Ketahuilah, kami adalah perempuan-perempuan yang ridha dan takkan marah selamanya. Berbahagialah orang yang memiliki kami dan kami menjadi miliknya.'
Aku bertanya lagi, 'Wahai Rasulullah, di antara kami ada yang menikah dua kali, tiga kali, dan empat kali, kemudian ia wafat dan masuk surga. Sedangkan para suami itu juga masuk surga bersamanya. Lalu, pria mana yang akan menjadi suaminya di surga kelak?'
Beliau menjawab, 'Hai Ummu Salamah, nanti dia akan memilih, mana yang paling baik akhlaknya. Wanita itu nanti akan berkata: "Ya Tuhan, laki-laki itu paling baik akhlaknya kepadaku di antara lainnya saat hidup bersama di dunia. Maka nikahkanlah aku dengannya." Maka wahai Ummu Salamah. akhlak yang baik itu akan membawa kebaikan di dunia dan akhirat.'" (HR. ath_Thabrani)
Ath-Thabrani meriwayatkan sebuah hadist yang berasal dari Ummu Salamah r.a., istri Rasulullah saw.
Ia berkata, "Aku bertanya kepada Rasulullah mengenai firman Allah,
'Dan (di dalam surga itu) ada bidadari yang bermata jeli.' (al-Waaqi'ah:22)
Beliau lalu bersabda, 'Jeli (hur) berarti sangat putih matanya. Sedangkan yang disebut mata indah ('in) berarti matanya lebar (besar). Rambutnya berkilau indah seperti sayap burung nasar.'
Aku bertanya lagi tentang makna ayat,
'Laksana mutiara yang tersimpan baik.' (al_Waaqi'ah: 23)
Beliau pun bersabda, 'Maksudnya, bersihnya mereka seperti bersihnya mutiara yang berada dalam cangkangnya, yang belum pernah tersentuh tangan manusia.'
Aku bertanya lagi, 'Wahai Rasulullah, beritahu pula aku tentang makna firman Allah,
Di dalan surga-surga itu ada bidadari -bidadari yang baik-baik lagi cantik-cantik." (ar-Rahmaan: 70)
Beliau bersabda, 'Akhlaknya baik (khairat) dan wajahnya cantik'
Aku bertanya lagi, 'Terangkan pula tentang firman Allah,
'Seakan-akan mereka adalah telur (burung unta) yang tersimpan baik.' (ash-Shaaffat: 49)
Beliau bersabda, 'Kelembutan kulit mereka seperti lembutnya kulit telur bagian dalam yang kamu lihat, yang tertutup oleh cangkang telur.'
Aku bertanya lagi, 'Terangkan pula tentang firman Allah,
'Penuh cinta ('uruban) lagi sebaya umurnya (atraban).' (al-Waaqi'ah: 37)
Beliau bersabda, 'Mereka adalah para wanita yang telah wafat di dunia dalam keadaan tua renta, matanya sudah rabun dan beruban rambutnya. Setelah itu Allah swt. kembali menciptakan mereka, dan menjadikan mereka perawan lagi. 'Uruban artinya penuh cinta dan kasih sayang. Sedangkan atraban bermakna mereka lahir dalam satu waktu (usia mereka semua sama).'
Aku bertanya lagi, 'Wahai Rasulullah, mana yang lebih utama: wanita dunia atau bidadari?'
Beliau menjawab, 'Wanita-wanita dunia lebih utama dari bidadari, seperti kelebihan apa yang tampak dari apa yang tidak tampak.'
Aku bertanya lagi, 'Wahai Rasulullah, mengapa demikian?'
Beliau bersabda, 'Karena shalat mereka, puasa mereka, dan ibadah mereka karena Allah. Allah Ta'ala memberi cahaya di wajah mereka. Mereka mengenakan sutra di tubuhnya. Warna kulit mereka putih, pakaian mereka hijau, perhiasan mereka kuning, pedupan mereka mutiara, dan sisir mereka adalah emas. Mereka mengatakan: kami adalah perempuan-perempuan abadi yang takkan mati. Kami adalah perempuan-perempuan bahagia yang takkan pernah miskin. Kami adalah perempuan-perempuan penduduk tetap yang takkan pindah selamanya. Ketahuilah, kami adalah perempuan-perempuan yang ridha dan takkan marah selamanya. Berbahagialah orang yang memiliki kami dan kami menjadi miliknya.'
Aku bertanya lagi, 'Wahai Rasulullah, di antara kami ada yang menikah dua kali, tiga kali, dan empat kali, kemudian ia wafat dan masuk surga. Sedangkan para suami itu juga masuk surga bersamanya. Lalu, pria mana yang akan menjadi suaminya di surga kelak?'
Beliau menjawab, 'Hai Ummu Salamah, nanti dia akan memilih, mana yang paling baik akhlaknya. Wanita itu nanti akan berkata: "Ya Tuhan, laki-laki itu paling baik akhlaknya kepadaku di antara lainnya saat hidup bersama di dunia. Maka nikahkanlah aku dengannya." Maka wahai Ummu Salamah. akhlak yang baik itu akan membawa kebaikan di dunia dan akhirat.'" (HR. ath_Thabrani)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar